INILAH kalimat
pertama yang diucapkan Penatua Toar Pangkey usai terpilih menjadi
pemimpin Pemuda GMIM. Dia sangat merindukan, Pemuda GMIM selalu berjalan
bersama.
Terpilih sebagai Ketua Pemuda Sinode
GMIM pada Jumat (7/3) lalu, bukanlah sebuah cita-cita bagi lelaki
bernama lengkap Toar Ulfers Yubelson Pangkey.
"Saya hanya punya kerinduan untuk
melayani. Memiliki jabatan pelayanan seperti ini adalah bonus luar biasa
dari Tuhan," kata putra kedua pasangan Lexy Pangkey dan Pdt Vonny
Ngantung, saat ditemui di kediamannya, Selasa (11/3).
Terlahir di keluarga pendeta GMIM
membuat pria yang akrab disapa Toar ini, sudah merasakan liku-liku
pelayanan. "Sejak kecil saya tinggal di pastori. Kami pindah dari jemaat
yang satu ke jemaat lain sesuai SK BPMS untuk Mama," tuturnya,
mengenang masa kecil yang banyak dihabiskan di daerah Minahasa Selatan
dan Minahasa Tenggara.
Pendidikannya dimulai dari Taman
Kanak-kanak Sion Wanga, kemudian lanjut di SD GMIM 2 Wanga. "Tapi karena
Mama mutasi, jadi saya ikut pindah dan melanjutkan sekolah di SD GMIM 2
Tombatu hingga lulus," ujar pria berkulit putih ini.
Selanjutnya, SMPN 1 Tombatu jadi pilihan
setelah lulus SD. Ia kemudian melanjutkan studi di SMAN I Tombatu dan
kemudian pindah ke SMAN 1 Amurang.
Setelah lulus di tahun 2002, pria
penggemar klub Manchester United ini memilih Universitas Sam Ratulangi
untuk studi perguruan tingginya. "Saya pilih Teknik Sipil. Lulus S1,
saya melanjutkan studi Pascasarjana untuk program studi yang sama,"
tambah dia.
Tentang organisasi, Toar yang kini memimpin pemuda jemaat Getsemani Lansot Tomohon, memulainya dari lingkungan pelayanan pemuda.
"Saya belajar organisasi dari Pemuda GMIM. Pemuda GMIM itu sekolah yang luar biasa," katanya.
Dia memulainya dari posisi Wakil Ketua
Pemuda Jemaat Getsemani Lansot periode 2005-2009, kemudian terpilih
menjadi Ketua Pemuda Jemaat Getsemani Lansot pada periode 2010-2013, dan
terpilih kembali pada posisi yang sama periode 2014-2017.
"Ini kepercayaan yang luar biasa. Saya
merasa beruntung karena Tuhan memberi bagi saya rekan-rekan sepelayanan
yang juga luar biasa," ujar anak kedua dari tiga bersaudara ini.
Pada periode 2010-2013, Toar dipercaya
menjabat Asisten Bendahara KPSG. "Pada periode ini juga saya dipercaya
menjadi Pemimpin Redaksi Obor, renungan harian Pemuda GMIM," tambah dia.
Toar menuturkan, periode pelayanan yang
cukup panjang dan posisi yang dipercayakan Tuhan membuatnya mendapatkan
banyak sekali pelajaran berharga.
Apa yang akan dilakukannya kini? "Banyak
yang sudah dilakukan KPSG sebelumnya, dan masih banyak yang harus
dilakukan KPSG yang baru ini. Sebuah perubahan positif bagi Pemuda GMIM
itu yang kami inginkan bersama," ucap pria kelahiran Kumelembuay, 25
Juni 1984 ini.
Perubahan yang dimaksud, kata dia, yaitu
merealisasikan visi Pemuda GMIM yang takut akan Tuhan, berintegritas
dan mandiri. "Takut akan Tuhan itu yang utama. Saya belajar dari apa
yang terjadi di Bunaken. Manusia boleh merancang strategi tapi Tuhan
yang menentukan. Keadaan terkadang sulit, tapi doa mampu mengubahkan
segalanya bahkan yang mustahil," ungkapnya.
Ia menambahkan, Pemuda GMIM yang takut
akan Tuhan diyakininya mampu membawa pengaruh positif pada banyak segi
hidup bermasyarakat. "Seperti garam, kehadirannya memberi rasa. Jangan
sampai garam menjadi tawar," katanya.
Berintegritas, lanjut Toar, adalah hal
penting yang wajib dimiliki generasi muda. "Mau jadi apa bangsa ini
kalau orang mudanya tidak punya integritas. Pemuda GMIM harus ada di
barisan depan untuk menunjukkan integritas itu," ujar penyuka film
action ini.
Pada akhirnya, kata dia, kemandirian
pemuda adalah hal penting lain yang tidak boleh diabaikan. Mandiri, kata
pria yang gemar makan cumi ini, bukan hanya soal berpenghasilan
sendiri. Mandiri juga berarti mampu membuka kesempatan bagi orang lain
untuk ikut mandiri.
Toar yang sehari-harinya berkutat dengan
usaha peternakan dan sejumlah bisnis lainnya, mengatakan pemuda GMIM di
bawah kepemimpinannya akan memaksimalkan kelompok-kelompok pemuda
produktif di jemaat dan wilayah.